MokiNews.com, Sumenep – Sungguh sangat di sayangkan tindakan oknum Kepala Desa Sukajeruk, (Sapuri) Kecamatan Masalembu, menantang aparat Kepolisian Polsek dan Forpimka setempat saat mendatangi acara Lokasi Hajatan Pernikahan di Desa Suka Jeruk yang berlangsung hari Kamis hingga Jumat (6/8/21) yang merupakan hari H dari rangkaian gawai itu.
Kepala Desa Sukajeruk yang seharusnya ikut membantu pemerintah dalam penanganan Covid-19 karena bagian dari tim Satgas Covid-19 di wilayah Kepulauan Masalembu Kabupaten Sumenep malah seakan sok jagoan berani menantang Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 27 dan 28 tahun 2021, yang mengatur tentang PPKM level 4, level 3, dan level 2 Covid-19 di wilayah Jawa dan Bali.
Kapolsek Masalembu Iptu Sujarwo terkait kegiatan hajatan atau resepsi pernikahan di Dusun Gunung Kecamatan Masalembu yang pelaksanaannya masih berlangsung menyebut, pada sebelumnya sudah mendatangi lokasi bersama-sama dengan Satgas Covid-19 wilayah Forpimka Masalembu yaitu Pihak Kecamatan, Polsek, Koramil, dan Puskesmas.
“Orang yang punya gawai mantu, kemarin (Kamis, 5/8/21) didatangi oleh Satgas Covid-19 didampingi oleh saya sendiri juga sama anggota kepolisian (Polsek Masalembu) mereka kita himbau dengan baik-baik yang tuan rumahnya biasa-biasa aja malah Kepala Desanya (Kades Sukajeruk Sapuri) yang mentang-mentang,” terang Kapolsek Sujarwo. Saat dikonfirmasi awak media, Jum’at (6/8/21). Di lansir beberapa media.
Kepada Petugas, Kades Sukajeruk Sapuri mengaku kalau dirinya pejabat politik dan menyebut berani melakukan itu karena perintah dari oknum anggota DPRD Sumenep asal Masalembu dari fraksi PDI Perjuangan inisial DH.
“Saya pejabat politik, saya perintahnya DH Anggota DPR (DPRD Sumenep) saya ngikut ke DH dan saya diangkat masyarakat saya pejabat politik,” kata Kapolsek Sujarwo menirukan yang dilontarkan Kades Sapuri, seraya mengaku kalau ijin pernikahan ijin ke Kepala Desa baru kalau ijin keramaian itu ijin ke Kepolisian.
Lanjut Kapolsek Masalembu, pihaknya lalu menanyakan kepada Kepala Desa Sapuri, terkait kegiatan itu mengundang keramaian, apalagi, dengan banyak yang tidak memakai masker.
Namun kata Kapolsek, Kepala Desa Sukajeruk tidak mau menjelaskan malah nantang-nantang (petugas aparat kepolisian dan Forpimka Masalembu), dengan berkata. “Tembak saya, mana Covid, ternyata saya juga gak mati,” demikian ungkap Kapolsek menirukan yang dilontarkan Kades Sukajeruk, Sapuri.
Kapolsek Masalembu mengaku, insiden yang terjadi itu sudah melaporkannya kepada Kapolres Sumenep.
“Saya juga sudah melaporkan ke Kapolres,” jelas Kapolsek Masalembu, Sujarwo.
Lanjut Kapolsek, terkait pelaksanaannya (gawai di pernikahan itu) sudah dihimbau memakai masker dan memakai protokol kesehatan, dengan 30 orang bergiliran, artinya kita sudah melangkah dan tidak ada pembiaran. Tapi dengan adanya Kepala Desa didepan dengan masyarakat yang begitu banyak kan memalukan kalau kita tengkar.
“Tapi itu karena Kepala Desa (Sukajeruk) sudah mentang-mentang, ini wilayah saya ini masyarakat saya, saya yang punya kewenangan. Kepala Desa (Kades Sukajeruk Sapuri) mengaku berani melakukan itu karena disuruh sama Darul (Anggota DPRD Sumenep asal Masalembu) dan minta ijin (diijinkan) sama Darul,” lanjut Kapolsek Masalembu menirukan yang dilontarkan Kades Sukajeruk Sapuri.
“Ini Kepala Desa apa Preman,” tanya Kapolsek.
“Iya nantinya kalau ternyata pandemi Covid-19 klaster baru muncul semua ya itu tanggung jawab Kepala Desa dan Anggota Dewan Darul yang sok punya kuasa itu,” kata Kapolsek Masalembu seraya mengatakan kembali kalau yang jelas pihak Polsek bersama Satgas Covid-19 Forpimka Masalembu sudah melakukan langkah dan upaya tidak ada pembiaran,” tutupnya.(Sr)
Komentar