MokiNews.com, PATI – Alih fungsi kawasan hutan menjadi areal pertanian jagung disinyalir menjadi penyebab banjir di wilayah Pati Selatan ketika hujan deras melanda. Meskipun reboisasi terus digaungkan baik dari relawan maupun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati, hal tersebut dinilai oleh anggota Komisi D DPRD Pati Suwarno, belum maksimal.
Pasalnya, pasca hujan tiba beberapa wilayah di Pati Selatan seperti Kayen dan Tambakromo masih tergenang air yang sangat menganggu aktivitas masyarakat sekitar.
Salah satu solusi yang ditawarkan dari anggota komisi D ini adalah dengan menanami tanaman buah. Karena selain memiliki akar yang besar untuk menyimpan air hujan. Tanaman buah seperti alpukat ataupun petai, buahnya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar.
“Kami DPRD Pati terus mendukung upaya penghijauan hutan Kendeng. Yaitu dengan beralih ke budidaya tanaman pohon buah. Karena selain mampu mengikat air untuk mencegah banjir. Tetap memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat sekitar,” ucap politisi dari PDI-P ini.
Ia juga tak memungkiri alih fungsi ini berdampak luar biasa terhadap masyarakat disekitarnya. Sehingga, ia mendorong kesadaran masyarakat setempat untuk mengembalikan fungsi hutan seperti semula.
“Kalau ditanami jagung terus, dampaknya adalah banjir bandang. Karena lapisan tanah habis tergerus air hujan. Deh harus ada kesadaran untuk menanggulangi,” jelasnya.
Menurutnya, jika hutan gundul juga akan berdampak pada pengikisan tanah. Sehingga air yang turun ke sungai tercampur dengan tanah yang kemudiannya menyebabkan pendangkalan sungai. Jika ini terus dibiarkan, Warno khawatir akan menambah PR lagi bagi pemerintah.
Dengan demikian, Suwarno berharap masyarakat sekitar bisa sadar akan pentingnya menjaga lingkungan. Sehingga kedepannya tidak ada lagi musibah banjir bandang yang menimpa warga. (Red)
Komentar