MokiNews.com, Jakarta-Aksi 11 April 2022 yang berjudulkan “aksi mahasiswa” dari awalnya sudah terlihat adanya pengendalian oleh kekuatan diluar mahasiswa. Berubahnya lokasi demo yang awalnya ke istana menjadi gedung DPR menggambarkan bahwa pergerakan mereka di kendalikan oleh sebuah kelompok.
Terlepas dari kondisi diatas. Menyatakan sikap dengan turun kejalan, merupakan hal yang sah saja dalam kerangka demokrasi. Hanya disayangkan gerakan menjadi tidak terkendali dimana adanya terjadi penganiayaan terhadap Ade Armando dan juga bentuk intimidasi dengan membakar sebuah pos polisi.
DPR sendiri sebagai alamat demo sudah menanggapi nya dengan baik, dimana mereka bertemu dengan mahasiswa secara terbuka. Mekanisme demokrasinya sudah berjalan baik. Keindahan demokrasi ini di cederai dengan adanya tunggangan kepentingan lain. Hal tersebut terlihat adanya bentuk kekerasan yg muncul.
Mensikapi hal tersebut, Forum Masyarakat Pejuang Demokrasi ( FORMASSI ) menyatakan sikap :
- MEMINTA aparat MENGUSUT dan menuntaskan secara hukum penganiyaan terhadap Ade Armando.
- Meminta dengan hormat kepada DPR untuk memberi tanggapan atas aspirasi 11 April 2022. Sehingga keputusannya bersifat dan berbau konstitusi. Hal tersebut akan mampu meredam dan menyelesaikan polemik yang ada.
- Meminta Pemerintah yg bekerja saat ini, dengan berbagai instrumen kekuasaan yg ada, mampu mengendalikan kenaikan harga harga barang pokok yang dibutuhkan masyarakat.
Bagi semua masyarakat Indonesia , dari kelompok mana pun, mari kita menjaga perbedaan pandangan politik didalam satu ke Bhinekaan nilai, yakni Pancasila.
Vadisa Tampubolon Mendesak Kepada BEM UI Untuk Bertindak Karena Dosennya Dianiaya oleh Manusia Biadab. Aksi yang dilakukan oleh BEM SI Tersebut seharusnya Korlap bertanggung jawab.
Jakarta 12 April 2022
Ketua Umum
Lenny Simbolon
Sekjend
Benny Sitorus
PENDIRI FORMASSI
Vadisa Tampubolon
Agusta Widodo
Danu Setiadi
Komentar