MokiNews.com, PATI – Jatuhnya harga gabah yang dialami oleh petani saat panen raya sangat disayangkan oleh Ketua DPRD Kabupaten Pati Ali Badrudin. Pasalnya, rendahnya harga gabah dinilai oleh Ali sangat merugikan para petani yang sudah mengeluarkan banyak modal untuk memulai musim tanam.
Ia menilai, rendahnya harga ini merupakan hukum pasar. Dimana saat stok melimpah, makanharga akan turun. Kendati demikian, Ali tak bisa berbuat banyak selain mendorong kepada pemerintah bersama dengan Bulog untuk memberikan solusi.
“Musim panen seperti saat ini kan biasanya harga gabah murah, berbanding terbalik dengan harga beras yang cukup tinggi. Masalahnya memang seringkali ada permainan pasar,” sesalnya.
Ali juga menyadari, keluhan petani akan anjloknya harga gabah seringkali didengarnya. Hanya saja, menurutnya kasus seperti ini memang sudah menjadi hukum ekonomi dan terjadi dimanapun tidak hanya di Kabupaten Pati.
Sementara itu Jayus, salah satu petani dari Kecamatan Winong mengaku harga gabah saat panen dibawah Rp 7 ribu perkilogramnya. Padahal, kata dia, sebelum panen raya lalu harga gabah masih sangat bagus yang bahkan menyentuh angka Rp 8 ribu per kilogramnya.
Meski kecewa dengan harga yang sangat murah. Ridwan mengaku tidak bisa berbuat banyak dan terpaksa menjual dengan harga seadanya. Menurutnya, permainan harga seperti ini sudah biasa terjadi.
Dirinya pun berharap ada langkah tegas dari pemerintah untuk bisa menstabilkan harga gabah mengingat biaya tanam padi yang tidak sedikit.
“Kemarin baru panen hanya dihargai Rp 6.800 perkilo. Padahal kemarin itu bisa diatas Rp 7 ribu bahkan Rp 8 ribu. Kapan kami petani bisa sejahtera kalau seperti ini terus,” keluhnya. (Red)
Komentar